BAB 1
PENDAHULUAN
1. Batasan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui persepsi, pemahaman, dan pengalaman perempuan
tentang kerja. Khususnya lagi tentang apa persepsi perempuan tentang kerja, apa
makna/arti kerja bagi perempuan, dan bila mereka sudah/pernah bekerja,
bagaimana pengalaman mereka selama bekerja. Selaku pewawancara saya lebih
memfokuskan wawancara saya pada masalah
“ persepsi perempuan terhadap kerja”.
2. Metodologi
A.
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan dalam wawancara ini adalah penelitian kualitatif,
dengan pendekatan metode diskriptif. Menurut Beni (2008: 122) penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek
yang alamiah, (sebagai lawannya dalah eksperimen), yaitu peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dn hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dri pada generalisasi.
B. Teknik
Wawancara
Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden atau informan kunci secara tetap terbuka dan langsung.
Tujuannya adalah dengan wawancara agar mendapatkan informasi maupun
keterangan-keterangan yang berupa data primer. Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit atau kecil (Sugiyono, 2011:137). Wawancara pada penelitian kualitatif
bertujuan untuk menjelaskan baik fakta maupun makna dari suatu
masalah/fenomena. Untuk melakukan wawancara saya mengadakan pertemuan sebanyak
tiga kali dengan responden saya. Pertemuan pertama untuk melakukan perkenalan
dan pendekatan-pendekatan dengan responden agar lebih akrab. Pertemuan kedua
saya lakukan untuk memberitahukan tentang tema dari wawancara dan sekaligus
menyerahkan lembar persetujuan dan halaman pengesahan kepada responden saya.
Pertemuan ketiga adalah pertemuan untuk melakukan wawancara. Wawancara ini
berlangsung selama 1 jam 30 menit.
3. Literatur
Kerja
adalah segala hal yang dikerjakan oleh seseorang individu baik untuk
subsistensi, untuk dipertukarkan atau diperdagangkan, untuk menjaga
kelangsungan keturunan dan kelangsungan hidup keluarga atau masyarakat
(Saparinah Sadli, 1997:20). Kerja merupakan segala hal yang dikerjakan oleh
seseorang baik untuk subsistensi atau pekerjaan yang tidak menghasilkan
upah/gaji, dan atau pekerjaan yang menghasilkan upah/gaji, karena kerja bukan
upah-upahan baik yang bersifat domestik maupun yang bukan domestik termasuk
kerja. Karena tanpa kerja tersebut, kehidupan (biologis, sosial, atau politis)
tak dapat berlangsung. Dengan demikian, kerja tidak hanya mencakup kerja upahan
di luar rumah (seperti segala kegiatan yang dilakukan di pabrik, di pasar, atau
di kantor), tetapi juga pengasuhan anak, pembersihan rumah, pencucian, atau
penjahitan baju (apa yang disebut “kerja domestik”), pelayanan sosial ataupun
seksual, pendidikan anak ataupun pembinaan hubungan dengan keluarga lain dalam
suatu komunitas.
Terdapat tumpang-tindih atau kesinambungan
antara pekerjaan yang sesuai/tidak sesuai untuk laki-laki dan perempuan.
Menurutnya ada proses marginalisasi dalam pekerjaan terhadap perempuan.
Bentuk-bentuk dari marginalisasi terhadap perempuan adalah sebagai proses
pengucilan, maksudnya adalah bahwa perempuan dikucilkan dari kerja upahan atau
dari jenis-jenis kerja upahan tertentu. Sebagai proses penggeseran perempuan ke
pinggiran dari pasar tenaga kerja, maksudnya adalah kecendrungan bagi perempuan
untuk bekerja pada jenis-jenis pekerjaan yang mempunyai kelangsungan hidup yang
tidak stabil, yang upahnya rendah, atau dinilai yang tidak terampil. Sebagai
proses feminisasi atau segregasi, maksudnya dengan adanya pemusatan tenaga
kerja perempuan ke dalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, bisa dikatakan bahwa
jenis-jenis pekerjaan tersebut sudah terfeminisasi (dilakukan semata-mata oleh
perempuan). Segregasi di sini adalah pemisahan pekerjaan yang semata-mata
dilakukan oleh laki-laki dan oleh perempuan. Sebagai proses ketimpangan ekonomi
yang makin meningkat, maksudnya adalah marginalisasi menunjuk pada ketimpangan
upah antara laki-laki dan perempuan. Dengan bekerja dan mendapatkan gaji/upah
perempuan bisa berpertisipasi dalam menunjang perekonomian keluarga, selain itu
dengan bekerja dan mendapatkan gaji memungkinkan seorang perempuan untuk
memperoleh suara lebih besar dalam pengambilan keputusan di dalam rumah tangga
dan meningkatkan kemandiriannya. Meskipun di dalam rumah tangga kaum perempuan
tidak bebas untuk mebelanjakan penghasilannya secara mandiri meskipun keadaan
ekonomi rumah tangga dalam keadaan tidak terlalu terjepit. Laki-laki dan
perempuan mendapatkan upah dan tunjangan yang berbeda untuk profesi yang sama
dalam pekerjaan yang berbeda, hal ini disebabkan karena setiap pekerjaan akan
berbeda meskipun dalam profesi yang sama.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pertanyaan:
Apa definisi kerja bagi anda?
Jawaban:
Menurut saya kerja merupakan suatu rutinitas yang dilakukan demi memperoleh penghasilan, untuk memenuhi dan
mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidup.
Analisis:
Definisi kerja menurut responden saya adalah rutinitas yang dilakukan demi
memperoleh penghasilan untuk mencukupi kebutuhaan. Sedangkan menurut buku
Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial (Saparinah Sadli, 1997:20), definisi kerja
adalah segala hal yang dikerjakan oleh seseorang individu baik untuk
subsistensi, untuk dipertukarkan atau diperdagangkan, untuk menjaga
kelangsungan keturunan dan kelangsungan hidup keluarga atau masyarakat.
Berdasarkan dua pendapat tersebut, maka definisi diantara ke duanya adalah berbeda. Definisi kerja bagi responden saya adalah,
jika pekerjaan atau hal yang dilakukan menghasilkan suatu
penghasilan/upah/gaji, karana menurutnya pekerjaan yang dilakukan dengan tanpa
gaji seperti menjadi ibu rumah tangga merupakan tanggungjawab dan kewajiban
dari seorang istri kepada suami dan keluarganya. Menurut literatur yang saya
gunakan definisi kerja adalah segala hal yang dikerjakan oleh seseorang baik
untuk subsistensi atau pekerjaan yang tidak menghasilkan upah/gaji, dan atau
pekerjaan yang menghasilkan upah/gaji, karena menurut literatur kerja bukan
upah-upahan baik yang bersifat domestik maupun yang bukan domestik termasuk
kerja. Karena tanpa kerja tersebut, kehidupan (biologis, sosial, atau politis)
tak dapat berlangsung. Dengan demikian, kerja tidak hanya mencakup kerja upahan
di luar rumah (seperti segala kegiatan yang dilakukan di pabrik, di pasar, atau
di kantor), tetapi juga pengasuhan anak, pembersihan rumah, pencucian, atau
penjahitan baju (apa yang disebut “kerja domestik”), pelayanan sosial ataupun
seksual, pendidikan anak ataupun pembinaan hubungan dengan keluarga lain dalam
suatu komunitas.
2. Pertanyaan:
Apakah anda pernah bekerja bergaji?
Jawaban:
Ya, saya pernah bekerja dan mendapatkan gaji dari pekerjaan yang telah saya
lakukan.
3. Pertanyaan:
Bila anda pernah bekerja bergaji, apa pekerjaan anda dan berapa lama anda
bekerja?
Jawaban:
Pekerjaan yang pernah saya geluti adalah sebagai Guru privat, berdagang, dan
pekerjaan itu saya lakukan dalam waktu kurang lebih satu setengah tahun.
4. Pertanyaan:
Tolong ceritakan pengalaman anda selama bekerja bergaji?
Jawaban:
Pengalaman menjadi seorang guru privat dan berdagang adalah suatu pengalaman
pekerjaan yang sangat menyenangkan bagi saya, karena ke dua pekerjaan ini
adalah pekerjaan yang sangat sesuai dengan keinginan dan jiwan saya, sehingga
dikerjakan dengan hati dan tanpa paksaan dari siapapun sehingga walau kadang
kala ada rasa jengkel terhadap tingkah murid saya, dengan rmereka tidak
mendengar dan tidak menghiraukan pelajaran yang saya berikan, malah mereka
sibuk dengan dunianya sendiri dan asyik bermain, tetapi saya tetap berusaha
memahami mereka dan berusaha untuk tetap enjoy dan senang dalam menjalani dan
mengerjakan pekerjaan.
5. Pertanyaan:
Apa makna kerja bagi anda?
Jawaban:
Makna suatu pekerjaan bagi saya adalah pekerjaan itu sesuatu yang sangat
penting karena dengan bekerja bisa memenuhi kebutuhan intelektual dan kebutuhan
rohani, dengan bekerja bisa menyalurkan hoby dan memperoleh teman, selain itu
dengan bekerja bisa memperluas jaringan/link dan juga bisa memenuhi kebutuhan
meteriil.
6. Pertanyaan:
Apakah anda ingin bekerja? Kenapa?
Jawaban:
Ya, alasannya dengan bekerja bisa mendapatkan penghasilan yang dapat digunakan
untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidup dan untuk mencapai target-target
hidup dan masa depan yang lebih baik.
7. Pertanyaan:
Jelaskan seberapa penting kerja bagi anda?
Jawaban:
Pekerjaan itu sangat penting, karena meskipun saya ditakdirkan sebagai seorang
wanita dan yang nantinya akan menjadi seorang ibu rumah tangga, tapi menurut
saya pekerjaan itu sangat penting, karena pekerjaan dan penghasilanlah yang
nantinya akan menunjang perekonomian dan yang akan mencukupi
kebutuhan-kebutuhan dalam keluarga.
8. Pertanyaan:
Jika anda belum bekerja bergaji, pekerjaan apa yang ingin anda lakukan dimasa
depan? Mengapa?
Jawaban:
Pekerjaan yang ingin dilakukan dimasa depan yaitu ingin punya usaha sendiri
meskipun hanya sebagai sampingan, karena bagi saya prioritas utama adalah
keluarga saya. Meskipun demikian saya juga ingin punya karir dibidang usaha
yang baik dan cemerlang.
9. Pertanyaan:
Apakah pekerjaan orang tua, khususnya ibu anda mempengaruhi pandangan anda
tentang kerja?
Jawaban:
Kedua orang tua saya adalah petani, termasuk ibu yang sangat mempengaruhi
pandangan dan selalu mengingatkan saya terhadap pentingnya suatu pekerjaan.
Karena ibu selalu berkata bahwa anak-anaknya harus memiliki strata
pendidikan/kesuksesan yang lebih baik dibanding orang tuanya, meskipun orang
tuanya hanya petani, tetapi anak-anaknya harus bisa sukses dan membahagiakan
mereka, meskipun kesuksesan dan keberhasilan anaknya berdiri di atas pundak
orang tua.
10. Pertanyaan:
Apakah ibu anda bekerja bergaji?
Jawaban:
Ya, ibu saya bekerja dan mendapatkan gaji dari hasil pekerjaan yang ia lakukan.
11. Pertanyaan:
Apakah menurut anda perempuan perlu bekerja bergaji?
Jawaban:
Perlu, karena dengan bekerja perempuan mempunyai mental baja dan bisa lebih
kuat dalam menghadapi tantangan, dengan bekerja perempuan bisa lebih mandiri,
dan tidak terlalu bergantung pada suami dan keluarga saja, walaupun yang paling
penting dan utama adalah karir dan pekerjaan suami, karena suamilah yang paling
bertanggung jawab terhadap istri dan keluarganya.
Analisis:
Menurut literatur buku Perempuan Kerja
dan Perubahan Sosial (Saparinah Sadli, 1997: 32-35) menjelaskan bahwa dengan
bekerja dan mendapatkan gaji/upah perempuan bisa berpertisipasi dalam menunjang
perekonomian keluarga, selain itu dengan bekerja dan mendapatkan gaji
memungkinkan seorang perempuan untuk memperoleh suara lebih besar dalam
pengambilan keputusan di dalam rumah tangga dan meningkatkan kemandiriannya. Meskipun
di dalam rumah tangga kaum perempuan tidak bebas untuk mebelanjakan
penghasilannya secara mandiri meskipun keadaan ekonomi rumah tangga dalam
keadaan tidak terlalu terjepit.
12. Pertanyaan:
Adakah pekerjaan yang menurut anda sesuai/tidak sesuai dikerjakan oleh
perempuan? Mengapa?
Jawaban:
Menurut saya pekerjaan yang sesuai untuk seorang perempuan adalah dengan
bekerja sebagai wanita bisnis, karena pekerjaan tersebut tidak selalu harus
berada di kantor, jadi bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.
Sedangkan pekerjaan yang tidak sesuai untuk seorang perempuan adalah bekerja
sebagai kuli/buruh bangunan. Alasannya karena pekerjaan tersebut terlalu berat
dan keras bagi seorang perempuan, sehingga pekerjaan tersebut tidak sesuai
dengan kemampuan dan kekuatan seorang perempuan.
Analisis:
Menurut responden saya, ada jenis-jenis pekerjaan yang sesuai/tidak sesuai yang
harus dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Menurut responden saya contoh
dari pekerjaan yang sesuai untuk seorang
perempuan misalnya adalah dengan bekerja sebagai wanita bisnis, karena
pekerjaan tersebut tidak selalu harus berada di kantor, jadi bisa membagi waktu
antara pekerjaan dan tanggungjawabnya kepada keluarga. Sedangkan pekerjaan yang
tidak sesuai untuk seorang perempuan adalah bekerja sebagai kuli/buruh bangunan.
Alasannya karena pekerjaan tersebut terlalu berat dan keras bagi seorang
perempuan, sehingga pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan kemampuan dan
kekuatan seorang perempuan. Sedangkan menurut buku Perempuan Kerja dan
Perubahan Sosial (Saparinah Sadli, 1997: 8-9), bahwa memang ada tumpang-tindih
atau kesinambungan antara pekerjaan yang sesuai/tidak sesuai untuk laki-laki
dan perempuan. Menurutnya ada proses marginalisasi dalam pekerjaan terhadap
perempuan. Bentuk-bentuk dari marginalisasi terhadap perempuan adalah sebagai
proses pengucilan, maksudnya adalah bahwa perempuan dikucilkan dari kerja
upahan atau dari jenis-jenis kerja upahan tertentu. Sebagai proses penggeseran perempuan
ke pinggiran dari pasar tenaga kerja, maksudnya adalah kecendrungan bagi perempuan
untuk bekerja pada jenis-jenis pekerjaan yang mempunyai kelangsungan hidup yang
tidak stabil, yang upahnya rendah, atau dinilai yang tidak terampil. Sebagai
proses feminisasi atau segregasi, maksudnya dengan adanya pemusatan tenaga
kerja perempuan ke dalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, bisa dikatakan bahwa
jenis-jenis pekerjaan tersebut sudah terfeminisasi (dilakukan semata-mata oleh
perempuan). Segregasi di sini adalah pemisahan pekerjaan yang semata-mata
dilakukan oleh laki-laki dan oleh perempuan. Sebagai proses ketimpangan ekonomi
yang makin meningkat, maksudnya adalah marginalisasi menunjuk pada ketimpangan
upah antara laki-laki dan perempuan.
13. Pertanyaan:
Apakah menurut anda sulit bagi perempuan untuk mendapatkan kerja? Apa
pengalaman anda?
Jawaban:
Sulit, karena persaingan yang sangat amat ketat dan untuk mendapatkan pekerjaan
yang sesuai dengan naluri dan keinginan biasa bertentangan dengan pekerjaan
yang tersedia.
14. Pertanyaan:
Apakah pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, menurut anda adalah kerja? Mengapa?
Jawaban:
Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga bagi seorang perempuan bukan merupakan suatu
pekerjaan, tetapi adalah sebuah tanggung jawab dan kewajiban seorang istri
kepada suami dan keluarganya.
15. Pertanyaan:
Apakah keuntungan/kerugian bagi perempuan yang bekerja bergaji? Bagaimana
pengalaman anda?
Jawaban:
Keuntungan dari pekerjaan bergaji bagi perempuan adalah dengan adanya gaji
perempuan bisa menunjang perekonomian keluarga dan bisa memenuhi
kebutuhan-kebutuhan lainnya, selain itu juga perempuan juga tidak terlalu
bergantung pada pendapatan suami. Pengalaman saya adalah setelah saya bekerja
dan mendapatkan gaji dari hasil pekerjaan saya, saya bisa lebih mudah untuk
membeli barang atau kebutuhan lain yang saya inginkan, karena dengan adanya pendapatan
sendiri setidaknya lebih meringankan beban orang tua dan tidak perlu menunggu
uang pemberian dari orang tua saya lagi.
16. Pertanyaan:
Menurut anda, apakah prioritas seorang perempuan yang telah menikah? Bekerja
atau keluarga? Mengapa?
Jawaban:
Prioritas utama wanita yang telah menikah adalah keluarga, karena setelah
membina rumah tangga, wanita harus bertanggung jawab penuh kepada suami dan
keluarganya. Tetapi, bekerja juga sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dan
menunjang perekonomian keluarga. Selain itu, dengan bekerja bisa mengembangkan
kemampuan bersosialisasi dan intelektual sebagai seorang wanita.
17. Pertanyaan:
Bila pasangan/suami anda sekarang/dimasa depan, melarang anda untuk bekerja,
apa yang akan anda lakukan? Mengapa?
Jawaban:
Yang akan dilakukan adalah mengkomunikasikan kepada suami apa keinginan saya
dengan bekerja dan mengapa saya ingin bekerja, selain itu juga saya akan
menjelaskan kepada suami bahwa meskipun bekerja prioritas utama saya sebagai
seorang istri adalah tetap mengutamakan suami dan keluarga, karena menurut saya
seorang wanita juga harus cerdas. Salah satunya adalah dengan bekerja.
18. Pertanyaan:
Apakah agama melarang/menganjurkan perempuan untuk bekerja?
Jawaban:
Agama melarang wanita untuk bekerja, karena menurut pandangan agama seorang
istri hanya bertugas mengurus dan melayani suami dan keluarga.
19. Pertanyaan:
Menurut pendapat anda, apakah tingkat pendidikan akan mempengaruhi kemampuan
perempuan untuk mendapatkan kerja?
Jawaban:
Sangat mempengaruhi, karena dengan pendidikan seseorang lebih mempunyai skill
dan bekal pengetahuan dibanding orang yang tidak mempunyai pendidikan, karena
skill dan bekal pengetahuan tersebut yang nantinya akan dibawa ke dalam dunia
pekerjaan.
20. Pertanyaan:
Menurut anda, apakah perempuan harus memperoleh gaji yang sama dengan laki-laki
untuk pekerjaan yang sama? Mengapa
Jawaban:
Tidak, karena gaji itu diperoleh sesuai dengan jenjang karier, pendidikan, dan
pengalaman dan kemampuan seseorang yang bekerja dan bukan karena perbedaan
gender.
Analisis:
Menurut responden saya, perempuan dan laki-laki tidak harus memiliki gaji dan
pendapatan yang sama untuk pekerjaan yang sama, karena menurutnya gaji itu
diperoleh sesuai dengan jenjang karier, pendidikan, dan pengalaman dan
kemampuan seseorang dalam bekerja dan bukan karena perbedaan gender. Sedangkan
berdasarkan buku Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial (Saparinah Sadli, 1997:
6), menjelaskan hal yang sama. Bahwa laki-laki dan perempuan mendapatkan upah
dan tunjangan yang berbeda untuk profesi yang sama dalam pekerjaan yang
berbeda, hal ini disebabkan karena setiap pekerjaan akan berbeda meskipun dalam
profesi yang sama. Responden saya berpendapat bahwa perbedaan gaji tersebut
disebabkan karena setiap orang mempunyai karier, pendidikan, pengalaman, dan
kemampuan yang berbeda. Sedangkan menurut buku setiap orang akan mendapatkan
upah dan tunjangan yang berbeda untuk profesi yang sama dalam pekerjaan yang
berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
Moore A. Hellen,
Ollenburger C. Jane. 2002. Sosiologo
Wanita. Jakarta: PT. Rineke Cipta
Sadli Saparinah. 1997. Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial. Jakarta: Pustaka Utama
Grafiti
Sugiyono. 2011. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar